Penelitian ilmiah
adalah
rangkaian
pengamatan
yang sambung
menyambung,
berakumulasi
dan
melahirkan
teori-teori
yang mampu
menjelaskan
dan
meramalkan
fenomena-fenomena
Penelitian
ilmiah
sering
diasosiasikan
dengan
metode
ilmiah
sebagai
tata
cara
sistimatis
yang digunakan
untuk
melakukan
penelitian.
Fenomena
dari
bahasa
Yunani;
phainomenon,
"apa
yang terlihat",
dalam
bahasa
Indonesia bisa
berarti:
1.gejala,
misalkan
gejala
alam
2.hal-hal
yang dirasakan
dengan
pancaindra
3.hal-hal
mistik
atau
klenik
4.fakta,
kenyataan,
kejadian
Contoh Fenomena
yang dijumpai
:
Metode ilmiah
atau
proses ilmiah
merupakan
proses
keilmuan
untuk
memperoleh
pengetahuan
secara
sistematis
berdasarkan
bukti
fisis.
Ilmuwan
melakukan
observasi
serta
membentuk
hipotesis
dalam
usahanya
untuk
menjelaskan
fenomena
alam.
Prediksi
yang dibuat
berdasarkan
hipotesis
tersebut
diuji
dengan
melakukan
eksperimen.
Jika
suatu
hipotesis
lolos
uji
berkali-kali,
hipotesis
tersebut
dapat
menjadi
suatu
teori
ilmiah.
Unsur
utama
metode
ilmiah
adalah
pengulangan
empat
langkah
berikut:
1.Karakterisasi
(observasi
dan
pengukuran)
2.Hipotesis
(penjelasan
teoretis
yang merupakan
dugaan
atas
hasil
observasi
dan
pengukuran)
3.Prediksi
(deduksi
logis
dari
hipotesis)
Eksperimen
(pengujian
atas
semua
hal
di
atas)
Pengamatan
adalah
aktivitas
yang dilakukan
makhluk
cerdas,
dengan
maksud
merasakan
dan
kemudian
memahami
pengetahuan
dari
sebuah
fenomena
berdasarkan
pengetahuan
dan
gagasan
yang sudah
diketahui
sebelumnya.
LANGKAH METODE ILMIAH
1. Menemukan Masalah dan
Merumuskan Masalah
2. Merumuskan HepotesiS
3. Membuat Rancangan Percobaan–Menentukan Variabel Penelitian–Menetapkan Alat Dan Bahan
4. Mengumpulkan data / Melakukan
Percoban/ menguji hipotesis
5. Menganalisis Data
5. Membuat kesimpulan
1. Masalah
Segala sesuatu yang tidak sama dengan harapan pengamat.
Conoh seseorang mengamati beberapa pot tanaman bunga kamboja jepang yang
setiap hari disiram 2
kali, batangnya menjadi busuk dan daunnya gugur.
Dari Data tersebut pengamat menemukan masalah:
1.Apakah busuknya batang bunga kamboja jepang karena terlalu sering disiram ?
2.Berapa Banyak air
yang diperlukan untuk menyiram kembang kamboja jepang ?
Kapan waktu yang baik utuk menyiram kembang kamboja jepang ?
Rumusan Masalah
Dari beberapa masalah yang
muncul dari pengamatan kemudian disusun dengan menggunakan kalimat yang padat dan jelas misalnya :
“Apakah ada pengaruh banyak air yang disiramkan terhadap pertumbuhan tanaman bunga kamboja jepang “
2. HIPOTESIS
Hipotesis adalah dugaan sementara yang ditetapkan oleh seorang peneliti.
Jika Rumusan Masalahnya “Apakah ada pengaru banyak air
yang disiramkan terhadap pertumbuhan tanaman bunga kamboja jepang “
Maka rumusan Hipotesisnya adalah :
Ho = “Kadar air yang disiramkan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kamboja jepang”
H1 = “Kadar
air yang disiramkan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kamboja jepang”
3.RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan Percobaan Meliputi :
1.Menetapkan Variabel penelitian
2.Menetapkan Alat Dan Bahan Yang
digunakan
3.Menyusun Cara
Kerja
Format
Tabel data
Pengamatan
Menurut Yitnosumarto (1993), perancangan percobaan adalah aturan yang digunakan untuk
menda patkan data di dalam suatu percobaan.
JENIS rANCANGAN PERCOBAAN
1. Rancangan Acak Lengkap (RAL)
2. Rancangan Acak Kelompok (RAK)
3. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
JENIS rANCANGAN PERCOBAAN
1. Rancangan Acak Lengkap (RAL)
2. Rancangan Acak Kelompok (RAK)
3. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Acak
Lengkap
(RAL)
Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan homogen (atau dapat dianggap homogen), misalnya percobaan-percobaan yang dilaksanakan di laboratorium atau rumah kaca dimana pengaruh lingkungan secara nisbi lebih mudah dikendalikan. Perlu dijelaskan disini bahwa yang disebut "lingkungan" adalah faktor-faktor lain diluar faktor yang sedang diteliti. Dalam percobaan RAL setiap unit percobaan ditempatkan secara acak serta tidak mengikuti suatu pola baris atau lajur tertentu.
Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan homogen (atau dapat dianggap homogen), misalnya percobaan-percobaan yang dilaksanakan di laboratorium atau rumah kaca dimana pengaruh lingkungan secara nisbi lebih mudah dikendalikan. Perlu dijelaskan disini bahwa yang disebut "lingkungan" adalah faktor-faktor lain diluar faktor yang sedang diteliti. Dalam percobaan RAL setiap unit percobaan ditempatkan secara acak serta tidak mengikuti suatu pola baris atau lajur tertentu.
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak homogen (heterogen), misalnya percobaan-percobaan yang dilaksanakan di lapangan, dimana terdapat 1 sumber keragaman diluar faktor penelitian. Dalam percobaan RAK setiap unit percobaan ditempatkan secara acak dan mengikuti suatu pola baris atau lajur tertentu, tegak lurus dari sumber keragaman yang ada di lapangan.
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Disebut juga Rancangan Acak Kuadrat Latin (RAKL), diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak homogen, dimana terdapat 2 sumber keragaman diluar faktor penelitian. Dalam percobaan RBSL setiap unit percobaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak ada perlakuan yang sama dalam satu baris atau lajur. Ciri khas RBSL adalah jumlah ulangan yang sama dengan jumlah perlakuan. Disarankan RBSL diterapkan pada percobaan yang memiliki 4 sampai 8 perlakuan.
Pola percobaan berdasar keseimbangan jumlah ulangan
1. Seimbang
(complete)
Seimbang
(complete)
Suatu percobaan dikatakan seimbang jika setiap perlakuannya memiliki jumlah ulangan yang sama. Demi kesederhanaan penamaan, kata "seimbang" biasanya tidak disebutkan dalam nama rancangan.
Suatu percobaan dikatakan seimbang jika setiap perlakuannya memiliki jumlah ulangan yang sama. Demi kesederhanaan penamaan, kata "seimbang" biasanya tidak disebutkan dalam nama rancangan.
Tidak seimbang
(incomplete)
Suatu percobaan dikatakan tidak seimbang jika ada perlakuan yang memiliki jumlah ulangan tidak sama dengan perlakuan lainnya.
Suatu percobaan dikatakan tidak seimbang jika ada perlakuan yang memiliki jumlah ulangan tidak sama dengan perlakuan lainnya.
Pola percobaan
berdasar
jumlah
faktor
yang diujikan
1. Tunggal
2. Faktorial
Tunggal
Percobaan tunggal adalah suatu percobaan dimana hanya ada satu faktor yang dicobakan, sedangkan faktor lainnya (perlakuan dasar) dibuat sama. Dalam percobaan tunggal, perlakuan hanya terdiri atas perbedaan taraf (level) dari faktor peubah tunggal yang diteliti, sedangkan semua faktor lain sebagai perlakuan dasar yang diberikan secara seragam bagi semua petak. Dengan hanya menyelidiki satu faktor saja, maka keterangan/hasil yang diperoleh hanya ditentukan oleh perlakuan yang dicobakan saja. Demi kesederhanaan penamaan, kata "tunggal" biasanya tidak disebutkan dalam nama rancangan.
Percobaan tunggal adalah suatu percobaan dimana hanya ada satu faktor yang dicobakan, sedangkan faktor lainnya (perlakuan dasar) dibuat sama. Dalam percobaan tunggal, perlakuan hanya terdiri atas perbedaan taraf (level) dari faktor peubah tunggal yang diteliti, sedangkan semua faktor lain sebagai perlakuan dasar yang diberikan secara seragam bagi semua petak. Dengan hanya menyelidiki satu faktor saja, maka keterangan/hasil yang diperoleh hanya ditentukan oleh perlakuan yang dicobakan saja. Demi kesederhanaan penamaan, kata "tunggal" biasanya tidak disebutkan dalam nama rancangan.
Faktorial
Percobaan faktorial adalah suatu percobaan dimana dalam satu keadaan (unit percobaan) dicobakan secara bersamaan dari beberapa (2 atau lebih) percobaan-percobaan tunggal. Dari percobaan faktorial, selain dapat diketahui pengaruh-pengaruh tunggal faktor yang diujikan, dapat diketahui pula pengaruh gabungan (interaksi) dari masing-masing faktor yang diujikan.
Percobaan faktorial adalah suatu percobaan dimana dalam satu keadaan (unit percobaan) dicobakan secara bersamaan dari beberapa (2 atau lebih) percobaan-percobaan tunggal. Dari percobaan faktorial, selain dapat diketahui pengaruh-pengaruh tunggal faktor yang diujikan, dapat diketahui pula pengaruh gabungan (interaksi) dari masing-masing faktor yang diujikan.
Variabel Penelitian
Variabel Penelitian Dibedakan menjadi :
1.Variabel bebas
2.Variabel Terikat
3. Variabel Kontrol
4. Variabel Pengganggu
1. VARIABEL BEBAS
Varabel Bebas adalah : Perlakuan yang dikenakan pada objek yang diteliti.
Percoaan diatas Perlakuannya adalah Pemberian kadar air
yang bervariasi misalnya :
1.Disriram dengan 50
ml air pada pagi hari saja
2.Disiram dengan 100
ml pada pagi hari saja
3.Disiram dengn air
50 ml tetapi dibagi 2 yaitu 25
ml pagi dan 25
ml sore.
4. Disiram dengan air
100 ml tetapi dibagi 2 yaitu 50
ml pagi dan 50
ml sore.
2. VARIABEL TERIKAT
Sesuatu yang ingin diamati akibat adanya variabel bebas.
Contoh Pada Penelitian diatas hal yang
diamati adalah pertumhuan tanaman kamboja jepang.
Tanaman dikatakan tumbuh apabila terjadi Pertambakan panjang tunas, perubahn jumlah daun, perubahan luas permukan daun maka Variabel terikatnya adalah :
1. Panjang Batang
2. Panjang Akar
3. Jumlah daun
4. Lebar Daun
3. VARIABEL KONTROL
Semua Kondisi yang harus sama atau relatif sama. Untuk Penelitian diatas adalah
1.Tempat ditanamnya
2.Media
yang digunakan
3.Tinggi tanaman padawaktu awal percobaan
4.Jumlah Mata
Tunas pada waktu awal percobaan
5.Tinggi Tanaman pada waktu awal percobaan
6.Jenis dan jumlah pupuk yang
diberikan
Dll
4. VARIABEL PENGGANGGU
Variabel Pengganggu adalah fahtir faktur yang dapat mengganggu data yang diambil sehingga kesimpulan menjadi bias.
Permisi pak izin bertanya, jika disoal diminta untuk membuat rancangan percobaan, ketika menetapkan variabel penelitian cukup 1 sajakah? Terima kasih
ReplyDeleteVariabel Penelitian minimal 3 sebaiknya 4 karena kalau hanya satu penelitian yang kita lkukan akan mengalami pembiasan cukup jau, misal kita ining menlkukan penelitian pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan, kita hanya menentukan variabel terikat saja, sementara variabel bebas dan variabel kontrolnya tidak kita buat maka pada waktu membuat kesimpulan hasilnya akan bias
Delete